Rabu, 30 April 2008

JIKA KAU EGOIS

Dalam diri setiap manusia tertanam berbagai macam sifat. Hati adalah pusat dari segala rasa. Dengannya manusia dapat menilai dua hal yang bertentangan. Tapi yang perlu diperhatikan adalah sifat yang bisa membuat hati menjadi keras sekeras batu. Yang tak bisa lagi bersikap lunak, bahkan ia cenderung patah ketika hendak diluruskan. Sifat yang membuat hati menjadi seperti gelas yang mudah pecah. Jika terjadi sesuatu yang tidak sesuai dengan hatinya, hatinya akan hancur dan sulit untuk disatukan kembali. Rasa yang ada berpadu menghasilkan ekspresi dari keadaan hati seseorang. Hindari sifat ini. Lebih sulit mana: merawat gelas yang masih utuh, ataukah menyatukan kembali pecahan - pecahan gelas? Tentu lebih sulit menyatukan pecahan gelas. Maka dari itu hindari sifat egois dalam diri, yang bisa membuat hati keras seperti batu. Bersihkan hati, buat perubahan.

Beberapa diantara keburukan jika kamu egois ialah :

  • Mudah bosan dengan apa yang ada.

Ini tidak bisa dipungkiri, seseorang yang mempunyai sifat egois cenderung mudah bosan. Dalam bahasa jawa disebut demenyar. Ia menyukai hal-hal yang baru. Ini sebenarnya positif jika diterapkan dalam hal-hal yang bersifat produktif. Hal ini akan menghasilkan kreasi dan karya-karya baru. Namun jika dalam hal yang konsumtif ini tidaklah baik. Cenderung kepada pemborosan, dan menimbulkan hal-hal negatif lainnya.

  • Pemarah, sulit mengendalikan emosi.

  • Sukar untuk diajak kompromi, maunya menang sendiri.

Merasa paling benar. Ini sangatlah tidak baik. Bagaimanapun juga kita membutuhkan orang lain. Dalam mengambil keputusan apalagi yang menyangkut orang banyak. Jika ego yang ditonjolkan kau akan ditinggalkan orang banyak.

  • Jika dinasehati kamu akan merasa terhina, bukannya berubah.

  • Jika diperingatkan kamu akan dendam, harusnya instropeksi.

  • Tidak mau menerima teguran/peringatan, merasa benar sendiri.

  • Merasa diri mampu melakukan segala sesuatu, meremehkan orang lain.

  • Sombong, menganggap dirimu diatas kemampuan orang lain.

Manusia diciptakan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jika kau merasa dirimu diatas orang lain, maka sebenarnya kau berada dibawah orang itu. Betapa tidak, kasus sombong yang pertama terjadi ketika Iblis merasa lebih hebat dari Adam. Ternyata Iblis yang merasa lebih hebat dari Adam adalah makhluk yang jauh-jauh lebih hina dari Adam. Mengapa? Karena kesombongannya itulah yang membuat Iblis menjadi hina.

  • Dengki, merasakan kesusahan jika melihat orang lain senang, bergembira bila melihat orang lain mendapat musibah.

Keji, ini sungguh keji. Ketika melihat orang mendapat musibah kok malah merasa senang, kadang menertawakannya. Harusnya lihat kedalam diri. Bagaimana jika kau yang terkena musibah tersebut. Kalaulah tidak bisa membantu minimal jangan menertawakannya. Walaupun kepada orang yang membenci kita, hendaknya kita tidak memperlakukan seperti itu. Perlakukan orang sebagaimana kita jika membutuhkan hal yang sama. Bantulah orang lain dikala susah, maka orangpun akan dengan senang hati membantu dikala kita mendapat musibah.

  • Iri, menderita dikarenakan orang lain bisa memperoleh sesuatu, dan berusaha menyaingi atau menjatuhkan.

Sakit hati karena ndak bisa memperoleh sesuatu, sedang orang lain bisa memperolehnya. Ini terjadi mungkin dikarenakan usaha yang kau lakukan kurang tepat, atau cara yang kau tempuh salah, atau kau tidak melakukan apa-apa sementara orang lain bisa suskses karena usahanya. Ini lucu, iri buta namanya. Harusnya yang ditengok adalah bagaimana cara menempuh suksesnya bukan dengan menjatuhkannya.

  • Gengsi, ingin tampil lebih dari yang lain, tak mau disaingi.

Gengsi gede-gedean bisa bikin bangkrut. Gak punya duit tapi ingin tampil layaknya orang kaya, ngutang sana-sini kan repot kalau udah waktunya ngembaliin. Ingin tampil seperti orang kaya, pake mobil atau motor tapi cuma pinjem, beresiko kalau rusak. Mending tampil apa adanya, semampunya seadanya dan sesuai dengan kemampuannya.

  • Hasut, mengajak orang lain untuk memusuhi orang yang kau benci.

Jadi provokator. Enak kayaknya bisa punya banyak pengikut, tapi hati-hati ketika orang yang kau ajak untuk memusuhi mengetahui kelakuan burukmu bisa jadi berabe urusannya. Mendingan cari teman yang banyak, jangan mengajak orang untuk mencari musuh.

  • Buruk sangka, menuduh perbuatan orang lain selalu buruk.

Dari pada menilai perbuatan orang, mendingan menilai perbuatan diri sendiri. Bercermin dan melakukan perhitungan, apakah perbuatan kita banyak merugikan orang apa ndak atau malah merugikan diri sendiri. Itu yang sebaiknya dihitung.

  • Tidak bersyukur, kecewa atas hasil yang tidak sesuai dengan keinginannya. Kecewa kadang menjadi hal yang lumrah, namun jangan kecewa dengan berlebihan karena akan membuat buruk sangka kepada Allah. Cenderung menyalahkan orang lain atas kegagalan yang terjadi. Lebih parah jika menyalahkan Allah, apalagi menganggap Allah tidak adil dsb. Ini sangat merusak aqidah. Syukuri apa yang kau dapat, maka Allah akan menambahkan nikmat-Nya kepadamu.

  • Tidak pernah puas, menuruti hawa nafsu.

Orang yang menuruti nafsu bagaikan lautan. Berapa banyak air yang dimiliki lautan? Tapi toh ia masih menginginkan air dari beribu sungai dan muara. Jika manusia menuruti nafsu memang tak ada habisnya.

  • Suka mengatur, namun susah diatur.

Merasa jadi boss. Kalau boss beneran sih banyak yang patuh, walaupun hatinya nggrundel. Orang egois cenderung menginginkan orang lain sesuai dengan keinginannya. Padahal ia gak pernah menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Ia sendiri kadang gak taat peraturan.

  • Suka bicara, namun tak mau mendengar.

Pandai berbicara, menginginkan semua orang mendengarkan apa yang dikatakannya. Ketika orang lain yang berkata ia nggak mau mendengar berlagak pilon atau ngomong gak nyambung.

  • Hati mudah resah, patah hati, putus asa (ciut hatinya).

Frustasi, menganggap dirinya orang yang paling menderita didunia. Merasa diri paling sial.

  • Mudah menyerah, nglokro, jalan berfikirnya pendek.

Usaha yang setengah-setengah. Kurang bersungguh-sungguh. Inginnya segala urusan beres dengan sendirinya.

  • Segala sesuatu diukur dengan hati, jika ia senang maka itu baik, jika tak senang maka itu buruk.

Ini sangat berbahaya. Karena timbangan antara baik dan buruk, benar dan salah, tidak semata-mata diukur dengan hati. Ya, kalau hatinya bersih ini dapat digunakan, kalau busuk? Sebenarnya ada timbangan lain yang harus digunakan yaitu syariah. Tanya kepada Allah dan Rasul-Nya untuk suatu perkara yang kita ragu akan benar dan salahnya, halal dan haramnya dll.

  • Dan tentunya masih banyak lagi keburukan orang yang egois ......


Heri, 21-10-03

0 komentar:

Posting Komentar